Total Tayangan Halaman

Jumat, 25 April 2014

Marcing band

Marching Band of Indonesia (MBI) akan menyelenggarakan “DCE JUDGING SYSTEM SEMINARuntuk pelatih, pembina, juri dan event organizer yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang prinsip-prinsip dan teknik-teknik penilaian kompetisi marching band dengan sistem DCE (Drum Corps Europe), baik untuk kompetisi tingkat nasional maupun internasional, sekaligus memperkenalkan organisasi, personalia, sistem kerja dan mekanisme kerjasama dengan MBI.


Seminar ini akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal  : Sabtu, 26 April 2014
Jam : 08.00 s/d 17.00
Tempat : Hotel Horison - Ruang Burangrang - Bekasi
Pembicara: Mr. Wil C. Bijl, Mr. Erik Awuy dll

Peserta Seminar tidak dipungut biaya apapun akan tetapi wajib mendaftarkan terlebih dahulu
Peserta Seminar akan menerima sertifikat kehadiran dari Panitia DCE Judging System Seminar
Untuk informasi dan pendaftaran dapat menghubungi : Sdr. Gatot Hendarto - 081314151565
 
IKUTI KEJUARAAN MARCHING BAND BERTARAF INTERNASIONAL
BANDUNG MARCHING BAND CHAMPIONSHIP KE-V TAHUN 2014
Aula Gymnasium UPI - Bandung, 18 & 19 Oktober 2014

Sistem penjurian DCE

Sistem penjurian DCE pada prinsipnya positif, juri2 menghargai prestasi di lapangan dengan penghargaan, tidak menghakimi peserta untuk setiap kesalahan. Menurut saya banyak penonton belum mengerti cara penjurian positif, kebanyakan mencari kesalahan anak2 di lapangan dan berfikir bahwa jika ada color guard yang tidak menjatuhkan rifle atau saber itulah yang paling baik. Komentar-komentar juri yang direkam harus positif, konstruktif dan memberikan solusi untuk kesalahan yang dilihati juri.

Penilaian DCE punya dua unsur, yaitu “content” dan “achievement” Content adalah materi yang diberikan oleh pelatih2 kepada pemain. Achievement adalah prestasi pemain di lapangan. Dengan kata lain, 50% nilai untuk pelatih2 atau “design team” dan 50% untuk pemain2.
Pemain di lapangan melaksanakan materi yang diberikan oleh para pelatih, wajar dong para pelatih menerima angka-angka penjurian. Jika programnya tidak cocok, para pemain tidak bisa apa-apa, mereka melaksanakan materi itu saja.

Semakin bagus pelaksanaan pemain di lapangan semakin jelas materi dari design team, jadi angka keduanya naik. Juri memberikan kesan juga yang terlihat dari angka content dan achievement, biasanya content sedikit lebih tinggi dari pada achievement karena para pemain belum bisa melaksanakan semua. Jika selisih antara content dan achievement jauh (lebih dari 0,4 point) training pemain kurang. Walaupun jarang terjadi achievement bisa lebih tinggi daripada content, hal itu berarti materi dari pelatih terlalu simpel dan anak2 bisa melaksanakannya dengan sangat baik, kesannya contentnya kurang dan tidak memberikan tantangan untuk pemain.

Sistem DCE memakai lima (5) kotak, kotak 1 berarti kecil (little), kotak 2 lumayan (fair), kotak 3 bagus (good), kotak 4 sangat bagus (excellent) dan kotak 5 superior (superb). Tidak semua kotak sama, kotak 3 paling besar karena kebanyakan band akan masuk dalam kategori bagus.  Setiap kotak punya keterangan yang bisa digunakan sebagai referensi juri. Selain dari scoresheet, juri punya satu lembar lagi, namanya totesheet di mana dia memasukan semua score untuk menentukan ranking. Memberikan score yang sama tidak bisa kalau seorang juri memakai totesheet. Scoresheet akan diambil sesudah band menampilkan dan langsung dibawa ke kamar tabulator, untuk membuat perubahan sesudah scoresheet diambil tidak diperbolehkan. Walaupun di jadwal GPMB tertulis rapat juri tetapi sebenarnya tidak ada rapat, setiap orang juri wajib memeriksa apakah score benar dimasukan komputer, itu saja tidak ada pembicaraan untuk merubah sesuatu.

Komentar-komentar yang direkam harus cocok dengan angka di scoresheet, kalau seorang juri mengatakan 10 kali good, sekali excellent dan sekali fair scorenya harus di tengah box 3. Bila mengatakan 9 kali excellent dan 6 kali good di bawah box 4 dan sebagainya. Sesudah perlombaan rekaman juri2 dicek oleh mentor DCE, jika ada selisih yang besar seorang juri bisa dikenakan sanksi.

Di sistem DCE ada delapan orang di dewan juri, ditambah seorang time dan penalty dan team tabulator. Dari 8 orang juri 3 orang ditempatkan di lapangan. Mereka menilai hal2 teknis, mengambil contoh (sampel) dari grup kecil atau individual. Caption field music mengambil sample dari para pemain hornline, dia  harus memastikan bahwa akhirnya seluruh pemain hornline disample. Dari atas (Vip Box) seorang juri tidak bisa melihat apakah semua pemain benar-benar main alat atau hanya “lipsing”

Juri field percussion menilai seluruh battery dan front ensemble secara teknis, dia memastikan bahwa kemampuan pemain merata dan tinggi. Dia harus mengambil sample semua pemain battery dan front ensemble.

Juri field visual menilai kemampuan marching, sikap dan teknik visual semua pemain di lapangan, termasuk color guard. Juri ini memakai sistem yang sama  yaitu sistem “sampling” dan akhirnya semua pemain akan dievaluasi.

Di atas tribun ada 5 orang juri lagi, Ensemble Music, Ensemble Visual, Color Guard,General Effect Music dan General Effect Visual.

Juri Ensemble Music menilai musiknya secara kesuluruhan, tidak hanya hornline tapi juga field battery dan pit. Bisanya juri Ensemble Music harus kuat di komposisi dan arrangement.
Juri Ensemble Visual menilai display secara kesuluruhan, komposisi display dan pelaksanaan.
Juri Color Guard menilai Color Guard, equipment handling, uniformity dan komposisi.
Juri2 General Effect sedikit khusus, mereka lihat dengan mata seseorang penonton terdidik atau “educated audience” Jadi mereka tidak terlalu mengevaluasi semua hal teknis tapi lebih ke segi entertainment, concept, emosi, flow, klimax dan ekspresi. Satu orang dari aspek music dan yang lain dari aspek visual, scoresheet keduanya sama.

Untuk semua juri field dan ensemble score content dan achievement dijumlahkan kemudian dibagi dua, angka maximal 10 point. Nilai General Effect tidak dibagi dua jadi setiap orang juri General Effect bisa maximal 20 point.

Semua anggota dewan juri belajar di Judges College bagaimana mereka harus menggunakan sistem penjurian DCE. Untuk setiap langkah ada keterangan dan proses namanya “principles of scoring”

Jika semua orang mengikuti sistem tersebut scorenya sangat konsisten, tapi bisa saja musik bagus, visual bagus tapi tidak ada General Effect.  Selain dari itu ada “number management” dan “accountabilities”. Setiap juri harus bisa mempertanggungjawabkan nilai-nilai yang diberikannya.

Dewan juri punya “Codes of Conduct” (Kode Etik) juga, tidak boleh memakai kaos atau jacket dengan nama band tertentu.
Seorang juri tidak boleh terkait dengan unit yang berkompetisi, baik sebagai konsultan, pelatih, arranger atau designer. Pada prinsipnya seorang juri tidak boleh datang ke latihan unit yang akan berlomba, di Eropa peraturan ini tidak bisa dilanggar. Di Indonesia sedikit lain, juri-juri dari luar negeri belum punya gambaran standar unit-unit Indonesia. Oleh karena itu juri GPMB diberikan ijin nonton latihan beberapa unit di Istora sehingga mereka punya pemikiran tentang tingkat mutu unit-unit di Indonesia. Di Eropa seorang juri tidak boleh menilai di Final DCE kalau mereka belum menilai semua corps di kompetisi masing-maisng, di Indonesia hanya ada GPMB, BMBC dan Riau Open saja.

Saya beharap dengan keterangan ini semua orang bisa lebih mengerti sistem DCE.
Selamat bertanding.

Wil Bijl



Marching Band of Indonesia (C)2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar